Tugas Peng. Tek. Internet & New Media (LTE di Indonesia)

View Cover



KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah menganugerahkan berlimpah nikmat bagi kita. Dan khusus pada kesempatan ini penyusun mengungkapkan  syukur karena dengan kasihNya penyusun telah berhasil menyusun makalah ini yang berjudul  “LTE di Indonesia”.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Peng. Tek. Internet & New Media . Makalah ini membahas teknologi terbaru yaitu LTE ( Long term Evolution) di Indonesia , karena teknologi ini masih awam di indonesia walaupun negara-negara maju di dunia sudah menerapkannya.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.




Jakarta , September 2013


   Penyusun.



BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, jaringan Broadband telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa antara lain : GPRS (Global Package Radio Service) diperkenalkan di  pada tahun 2001, EDGE (Enhanced Data Rates for GSM Evolution) pada tahun 2003, 3G (Third-Generation Technology) yang merupakan evolusi dari EDGE, HSDPA (High-Speed ​​Downlink Packet Access) pada tahun 2007, HSUPA (High-Speed Uplink Packet Access) pada tahun 2007 juga, High-Speed ​​Packet Access (HSPA) pada tahun 2008, High Speed Packet Access+ (HSPA+)  yang merupakan evolusi dari HSPA, EVDO (Evolution Data Optimized)  dan LTE (Long Term Evolution).

            Jaringan Inilah yg diperlukan untuk berinternet ria yang bisa digunakan  untuk PC, Notebook, Smartphone, Tablet dll . Dikarenakan LTE merupakan Jaringan Internet Broadband terbaru maka kami akan membahas teknologi LTE ini dan membandingan dengan Jaringan-jaringan sebelumnya . 

            Untuk itu kami akan mengupas , menjelaskan teknologi LTE ini . Dalam makalah ini, kami memaparkan tentang sejarah Jaringan Broadband , Kecepatan jaringan Broadband Khususnya LTE, Keuntungan LTE dan Kelemahan LTE .
2.     TUJUAN

Adapun tujuan makalah ini dibuat adalah :

a.       Mengetahui perkembangan jaringan broadband

b.      Mengetahui LTE

c.       Mengetahui keuntungan dan kerugian LTE




BAB II
PEMBAHASAN

1.     Perkembangan  Jaringan  Broadband

Ilmu Teknologi di dunia ini sangat luas dan akan akan terus berkembang pastinya , salah satunya yaitu pada Sinyal atau Jaringan Broadband .Ada berbagai jenis sinyal yang dapat kita jumpai, salah satunya yaitu sinyal/jaringan internet.Teknologi ini sangat bermanfaat bagi umat manusia, untuk mengakses dan melihat dunia luar yang tidak dapat dijangkau oleh fisik melainkan menggunakan sebuah akses internet. Untuk tingkatan akses internet juga berbeda-beda dengan berkembangnya Ilmu Teknologi diseluruh dunia ini. Ini adalah sejarang perkembangan jaringan Broadband .

1. GPRS (Global Package Radio Service)

Gprs adalah teknologi yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan data dalam bentuk paket data yang berkaitan dengan e-mail, data gambar, dan surfing internet. GPRS juga disebut teknologi 2.5G yang merupakan evolusi dari 1G dan teknologi 2G  sebelumnya. Layanan GPRS kebanyakan diinstal pada ponsel tipe GSM dan IS-136. Di Indonesia, GPRS diperkenalkan pada tahun 2001 sebagai penyedia jaringan seperti IM3. Idealnya jaringan GPRS memiliki kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, tetapi sebenarnya, itu tergantung pada faktor-faktor seperti konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS, perangkat lunak yang digunakan, dan fitur dukungan dan aplikasi yang menggunakan ponsel.


2. EDGE (Meningkatkan tarif data for Global Evolution)

Jaringan ini adalah evolusi dari GSM dan IS-136 dengan tujuan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data, efisiensi spektral, dan memungkinkan penggunaan aplikasi baru dan peningkatan kapasitas. Jaringan EDGE juga disebut sebagai teknologi 2.75G diperkenalkan pertama kali oleh Cingular (sekarang AT & T) di Amerika Serikat pada tahun 2003. Idealnya jaringan EDGE dengan kecepatan mencapai 236 kbps.

3. Teknologi 3G (Third-Generation Technology)

Merupakan evolusi dari teknologi generasi sebelumnya yang memiliki kapasitas pengiriman dan penerimaan yang lebih besar dan lebih cepat. Oleh karena itu, teknologi ini dapat digunakan untuk panggilan video. Teknologi 3G sering juga disebut sebagai mobile broadband karena keunggulannya sebagai modem untuk internet yang bersifat portable/tanpa kabel. Pengembangan komersial 3G dimulai pada tahun 2001 di Jepang oleh NTTDoCoMo yang diikuti oleh Korea Selatan pada tahun 2002. Idealnya, teknologi ini memiliki kecepatan transfer data dari tingkat minimum 2 Mbps di mana pengguna sedang beristirahat atau berjalan kaki, dan 384 kbps pada pengguna yang berada dalam kendaraan yang sedang dijalankan.

 4. HSDPA (High-Speed ​​Downlink Packet Access)

Teknologi ditingkatkan dari teknologi sebelumnya yang juga dapat disebut 3.5G, jaringan berbasis 3G ++ atau turbo ini memungkinkan Universal Telekomunikasi Mobile System (UMTS) memiliki kecepatan dan kapasitas transfer data yang lebih tinggi. Mendukung penggunaan kecepatan HSDPA saat browsing dari 1,8, "3,6"," 7,2" sampai 14 Mpbs. Oleh karena itu jaringan HSDPA sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai modem internet atau komputer notebook. Pemasaran dalam bentuk HSDPA modem yang digunakan sebagai koneksi mobile broadband baru diperkenalkan pada tahun 2007. Pada bulan Agustus 2009, 250 jaringan HSDPA telah komersial meluncurkan layanan mobile broadband di 109 negara.

5. Kecepatan Tinggi Uplink Packet Access (HSUPA)

HSUPA adalah protokol ponsel yang memperbaiki proses atau mendongkrak uplink data dari perangkat ke server (upload), yang mencapai 5,76 Mbit / s. Dengan kecepatan ini, pengguna dapat lebih mudah meng-upload teks, gambar, dan video ke blog pribadi atau website seperti YouTube hanya dalam beberapa detik. HSUPA juga dapat membuat lebih mudah untuk melakukan streaming video dengan kualitas DVD, konferensi video, game real-time, e-mail, dan MMS.

Bila terjadi kegagalan dalam pengiriman data, HSUPA dapat melakukan pengiriman ulang. Tingkat kecepatan pengiriman juga dapat disesuaikan dengan keadaan jika terjadi gangguan jaringan transmisi.HSUPA peluncuran komersial pertama pada awal tahun 2007.

6. High-Speed ​​Packet Access (HSPA)

HSPA adalah koleksi protokol telepon genggam dalam ranah 3,5 G yang memperluas dan meningkatkan kinerja protokol adalah Universal Telekomunikasi Mobile System (UMTS). High-Speed ​​Downlink Packet Access (HSDPA), Kecepatan Tinggi Uplink Packet Access (HSUPA) dan High Speed ​​Packet Access + (HSPA +) merupakan bagian dari keluarga High-Speed ​​Packet Access (HSPA ).

HSPA merupakan hasil dari gelombang pertama pengembangan teknologi 3G, Release 99 (R99). HSPA mampu bekerja jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan koneksi R99. Terkait dengan jaringan CDMA, HSPA bisa disamakan dengan Evolution Data Optimized (EV-DO), yang merupakan pengembangan dari CDMA2000.

Jaringan HSPA sebagian besar tersebar di spektrum 1900 MHz dan 2100 MHz, tetapi beberapa berjalan pada 850 MHz. Spektrum yang lebih besar digunakan karena operator dapat menjangkau area yang lebih luas dan kemampuannya untuk refarming dan realokasi spektrum UHF.

HSPA menyediakan kecepatan transmisi data yang berbeda dalam down stream data (downlink) dan kenaikan saat ini (uplink), terkait standar pengembangan oleh Generasi Partnership Project Ketiga (3GPP). Pengembangan lanjutan HSPA menjadi akses mudah ke dunia maya penuh dengan fitur rapi dan canggih sehingga dapat mengurangi biaya transfer data per megabit.

Pada tahun 2008 ada lebih dari 32 juta koneksi HSPA di dunia. Ini kontras dengan akhir kuartal pertama tahun 2007 yang hanya berjumlah 3 juta. Pada tahun yang sama, sekitar 80 negara memiliki layanan HSPA dengan lebih dari 467 000 jenis perangkat HSPA yang tersedia di seluruh dunia, seperti perangkat mobile, notebook, data card, wireless router, USB Modem.

7. High Speed ​​Packet Access + (HSPA +)

Juga dikenal sebagai HSPA + atau teknologi HSPA Evolution adalah standar broadband nirkabel yang akan datang dengan kemampuan pengiriman data pada 21 Mbit / s untuk downlink menggunakan 64QAM modulasi dan 11 Mbit / s untuk uplink dengan modulasi 16QAM.

Perkembangan lain pada HSPA + adalah penggunaan tambahan antena Multiple Input Multiple Output (MIMO) untuk membantu peningkatan kecepatan data. HSPA + menyediakan pilihan arsitektur all-IP (Internet Protocol) jaringan serta untuk mempercepat penyebaran dan kontrol yang kurang. Sampai Agustus 2009, terdapat 12 jaringan HSPA + di dunia dengan kecepatan downlink mencapai 21 Mbit / s. Vanguard adalah Telstra di Australia pada akhir 2008. Sedangkan kecepatan jaringan untuk 28Mbit / s telah hadir untuk pertama kalinya di dunia ke Italia sebagai negara perintis.

8. Evolution Data Optimized (EV-DO)

EVDO, juga dikenal dengan EV-DO, dan 1xEV-DO 1xEvDO adalah standar pada wireless broadband berkecepatan tinggi. EVDO adalah singkatan dari "Evolution, Data Only" atau "Evolution, Data Optimized".

Keunggulan dibandingkan CDMA EVDO biasa, tentu lebih mengirit spektrum frekuensi dari regulator dan sangat mahal, biaya pembangunan yang lebih rendah dan memanfaatkan jaringan baru. EVDO di Amerika digunakan oleh Verizon dan Sprint, juga digunakan di Korea. Saat artikel ini dibuat EVDO tidak terlalu berpengaruh di pasar Eropa dan sebagian besar Asia karena kawasan telah memilih 3G sebagai pilihan mereka. Demikian pula, di Indonesia, namun sudah ada beberapa operator yang menggunakan teknologi EVDO.



2.      LTE ( Long Term Evolution )


1.      LTE

 Long Term Evolution (LTE) adalah standar untuk komunikasi wireless data berkecepatan tinggi untuk ponsel dan terminal data. Standar ini dikembangkan oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project), sebuah organisasi penerbit standar untuk teknologi GSM. Pada awalnya LTE dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan GSM / HSPA, namun pada perkembangannya LTE juga menjadi evolusi untuk jaringan CDMA. Dengan demikian, LTE dipercaya bakal menjadi standar jaringan seluler global yang pertama.

 Implementasi LTE saat ini, yaitu release 8, sebenarnya belum memenuhi standar teknologi 4G, meskipun hampir semua operator menyatakan sebagai 4G. LTE release 10, biasa disebut LTE Advanced yang direncanakan mulai komersial tahun 2013, diharapkan benar-benar memenuhi standar IT-U sebagai teknologi ponsel generasi keempat atau 4G.

LTE dipercaya mampu mengirim data sampai kecepatan 100 - 300 Mbps untuk download dan 75 Mbps untuk upload. Jauh di atas kecepatan yang biasa kita nikmati saat ini berksiar 1-3 Mbps. Kecepatan ini bahkan lebih tinggi dari jaringan lokal perusahaan saat ini yang pada umumnya berkisar 100 Mbps. Dengan kemampuan ini, pengguna yang akses Youtube serasa nonton televisi, tanpa streaming. Bahkan untuk download game pun bisa secepat copy dari flashdisk!. Semua itu bisa dinikmati hanya dengan ponsel atau tablet, tidak harus menggunakan komputer dan kabel.

LTE memang menjanjikan pengalaman yang menarik, terutama bagi para penggila internet. Hal tersebut telah dibuktikan oleh survey yang dilaksanakan TeliaSonera pada beberapa bulan setelah menggelar LTE. TeliaSonera mengungkap hasil riset sebagai berikut. Sebanyak 26 persen pengguna lebih banyak bekerja secara mobile, 23 persen mengunggah file yang lebih besar dari sebelumnya dan 19 persen pengguna lebih sering menonton TV secara online / streaming.

 Untuk mewujudkan 4G ada dua standar yang bisa ditempuh yaitu melalui broadband Wifi (atau Wimax) dan melalui jaringan seluler (LTE). Di luar negeri, layanan Wimax sudah cukup lama dikenal, sementara arah menuju LTE sudah lama dimulai. Di tanah air, era 4G juga sudah lebih dulu hadir lewat layanan Wimax yang pernah saya ulas (baca Sitra Wimax 4G diluncurkan) namun era LTE yang memang tampaknya baru di awang-awang.

Sekilas info, teknologi Long Term Evolution (LTE) merupakan standar terbaru teknologi jaringan bergerak, sebagai pengembangan dari GSM/ EDGE dan UMTS/ HSxPA. Jika menggunakan kanal sebesar 20 MHz, maka LTE dapat mengirimkan data hingga kecepatan 100Mbps downlink dan 50Mbps uplink, sedangkan Wimax mampu mengirimkan dengan kecepatan 128Mbps untuk downlink dan 56Mbps untuk uplink. Namun Wimax tidak memiliki layanan voice/SMS layaknya LTE (karena bukan jaringan seluler) sehingga Wimax lebih seperti Wifi namun daya dan cakupannya sangat luas.

 Bagian dari standar LTE adalah Arsitektur Sistem Evolution, sebuah jaringan berbasis IP yang dirancang untuk menggantikan arsitektur GPRS Core Network dan memastikan dukungan untuk mobilitas antara beberapa non-sistem 3GPP, misalnya GPRS dan WiMax.

Keuntungan utama dengan LTE adalah throughput yang tinggi, latencyrendah, plug and play, FDD dan TDD pada platform yang sama, peningkatan pengalaman pengguna akhir dan arsitektur sederhana yang mengakibatkan biaya operasional yang rendah. LTE akan juga mendukung sel menara dengan teknologi jaringan yang lebih tua seperti GSM, cdmaOne, W-CDMA (UMTS), dan CDMA2000.


2.       Penerapan LTE di Indonesia

LTE ditargetkan hadir pada tahun 2012 sepertinya meleset dari jadwal. LTE dapat digunakan di wilayah hot zone. LTE juga bisa diimplementasikan operator GSM ataupun CDMA. Perkembangan LTE di Indonesia nantinya akan bersamaan dengan kehadiran WiMAX. Salah satu operator di Indonesia, Telkomsel, memilih menerapkan teknologi LTE. XL juga menyatakan ketertarikannya pada LTE karena cocok untuk jaringan 3G dan HSDPA XL. Banyaknya operator GSM di Indonesia yang berencana mengimplementasi LTE karena LTE dianggap lebih mudah dibandingkan WiMAX yang membutuhkan perubahan besar-besaran pada infrastruktur operator GSM.

 Sehingga dari segi investasi LTE tiga kali lebih murah. Dari segi desain, LTE dan WiMAX berasal dari pasar yang berbeda, sehingga kehadiran keduanya tak mengancam satu sama lain.  Nokia Siemens Network (NSN) pada akhir tahun 2008 menghadirkan test bed sebagai tempat uji coba di bidang Information and Technology (ICT) dalam mewujudkan teknologi LTE. NSN membantu Telkomsel meningkatkan kapasitas layanan broadband nirkabel bergerak dengan Direct Tunnel, yang menyiapkan pondasi jaringan 4G berbasis IP dan LTE.

Telkomsel telah mengimplementasikan Direct Tunnel di kawasan Jabodetabek. LTE merupakan teknologi pertama yang diratifikasi sebagai teknologi radio ‘Next Generation’ oleh Aliansi NGMN, dimana teknologi ini memenuhi persyaratan Aliansi NGMN berupa latency yang kurang dari 5ms dan pengaturan panggilan 100 ms disamping syarat lain seperti kepadatan panggilan dan kecepatan laju bit maksimum. Dengan bergabungnya LTE dengan varian Frequency Division Duplex (FDD) dan Time Division Duplex (TDD), maka terjadi evolusi dari UMTS, HSPA, dan TD-SCDMA. Jaringan Core yang berasosiasi dengan LTE juga memberikan jalan bagi jaringan CDMA-2000 untuk berintegrasi, sehingga dapat menjadikan LTE evolusi yang sesuai bagi banyak operator.

3.      Layanan LTE oleh Provider


1.    Layanan LTE oleh provider Telkomsel

Demi mengejar kemajuan mobile broadband, Telkomsel memulai riset dan pengembangan (R&D) untuk pelayanan LTEMeskipun hanya berupa uji coba, namun LTE terbukti mampu membuat koneksi internet melebihi HSPA+ dengan kecepatan hingga 172 Mbps, sehingga koneksi lebih cepat dan berkualitas lebih baik. Hal ini tentu saja akan memungkinkan adanya true-on-demand television sampai Voice over Internet Protocol (VoIP) atau aplikasi lainnya yang membutuhkan data kecepatan tinggi.


2.     Layanan LTE oleh Provider XL

XL telah membuktikan jika perusahaannya berkomitmen untuk menggelar Layanan LTE. Namun hingga kini perusahaan telekomunikasi tersebut belum bisa memilih mana frekuensi yang pantas untuk teknologi komunikasi generasi keempat itu. Saat ini memang belum disepakati frekuensi mana yang digunakan untuk LTE. Namun frekuensi 700 Mhz merupakan frekuensi yang ideal secara pasar, pasalnya seluruh operator besar di AS menggunakan frekuensi 700 Mhz. Meski kebanyakan negara-negara lain di dunia malah menggunakan spektrum 2,6 Mhz.


3.      Layanan LTE oleh provider Indosat

LTE memang menawarkan kecepatan akses layanan data yang luar biasa, para pengguna diklaim bisa menikmati akses data dengan kecepatan tinggi hingga 150 Mbps. Akses cepat ini memberikan kenyamanan bagi penikmat video, khususnya yang bertipe high definition streaming video, pengguna layanan telepon internasional melalui VoIP (Voice over Internet Protocol), dan aplikasi lain yang menggunakan file besar.

4.      Kesiapan Operator dan Device
Berbeda dengan pemerintah, kondisi operator jauh lebih siap untuk penggelaran LTE. Telkomsel, sebagai operator seluler terbesar telah mulai uji coba tahun 2010 lalu. Dan pada pertengahan 2011 Telkomsel telah menyatakan kesiapannya menyediakan layanan LTE. Melalui kerjasama dengan Huawei, Erricson, Nokia Siemens dan ZTE, Telkomsel sudah menyiapkan setidaknya 4.000-5.000 BTS untuk LTE.

Seperti halnya Telkomsel, XL juga telah melakukan uji coba pada tahun 2010 lalu. Awal tahun ini perusahaan induknya, Axiata menyatakan bahwa XL telah 4G Ready, sehingga kapan pun pemerintah menyalakan lampu hijau, BTS LTE milik XL bakal on. Sedangkan Indosat, meskipun uji coba relatif terlambat, pada Oktober 2011 lalu telah menyatakan siap untuk menyelenggarakan layanan 4G LTE.

Sampai dengan saat ini variasi device LTE memang masih terbatas, baik yang berbentuk modem atau pun ponsel. Device LTE baru dikeluarkan oleh pemasok besar seperti Samsung, Sony, HTC, LG, dan Nokia. Harganya pun hanya terjangkau oleh kalangan menengah. Sebut saja beberapa ponsel LTE antara lain: Samsung Galaxy S II HD LTE, Sony Xperia-ion LTE, HTC Raider LTE, LG Optimus Vu LTE, Nokia Lumia 900. Namun dengan jumlah pengguna yang melebihi 20 juta, dipastikan tahun 2012 bakal muncul banyak produsen yang menjual berbagai variasi ponsel LTE. Bahkan banyak analis memprediksi, pada tahun 2013 akan muncul ponsel LTE dengan harga terjangkau berkisar satu jutaan.

Jadi, jika anda pengagum LTE, harap bersabar. Karena, meskipun operator telah siap menggelar LTE, dan device pun mulai tersebar luas di pasaran, namun nampaknya pemerintah masih punya prioritas lain. Anda harus menunggu setidaknya dua tahun untuk bisa menikmati kecepatan LTE yang setara copy flashdisk.


4.  Kekurangan dan Kelebihan LTE ( Long Term Evolution )

Kelebihan Teknologi 4G LTE :

Ø  Kecepatan Internet yang cepat


Kekurangan Teknologi 4G LTE :

Ø  Biaya untuk infrastruktur jaringan baru realtif mahal

Ø  Jaringan harus diperbaharui

Ø  Memerlukan device yang mendukung LTE



BAB III
PE
NUTUP

3.1. Kesimpulan


LTE merupakan teknologi jaringan broadband tercepat dan paling baru saat ini. Di Indonesia teknologi ini sedang dikembangkan dan dicoba oleh salah satu provider di indonesia, diharapkan teknologi ini cepat terealisasikan mengingat jaringan broadband di indonesia masih tergolong lambat, Namun teknologi ini tidak murah karena memerlukan infrastruktur yang memadai. Swedia , Inggris , Jerman, Korsel dsb telah merealisasikan teknologi ini   


3.2. Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi tersebut.




Daftar Pustaka